• Black
  • perak
  • Green
  • Blue
  • merah
  • Orange
  • Violet
  • Golden
  • Nombre de visites :
  • 107
  • 19/5/2017
  • Date :

Pembangkangan Bani Israil dalam Berjihad 

Karena sekian tahun berada di bawah penghinaan dan intimidasi para Fir’aun, Bani Isra’il berubah menjadi orang-orang yang penakut dan tak bernyali. Dan karena mengejar kehidupan yang santai dan selamat sentosa, mereka menolak ajakan ini. Bani Israil berkata kepada Nabi Musa as: Pergilah engkau dan Tuhanmu dan berperanglah dengan orang-orang kafir dan keluarkan mereka dan bebaskan tempat itu dari cengkaraman mereka. Setelah itu baru kami akan masuk ke negeri itu !

pembangkangan bani israil dalam berjihad

Hadhrat Musa as setelah membebaskan Bani Israil dari tawanan dan kekejaman para Fir’aun, ia menggerakkan mereka dari Mesir menuju Syam (Suriah).

 

Pada masa itu, di Palestina hidup orang-orang kafir. Mereka adalah kaum yang kuat, gemar berperang dan perkasa. Hadhrat Musa as bersabda kepada Bani Israil, Tuhan telah menjanjikan tanah Palestina ini untuk kalian. Akan tetapi untuk memasuki dan tinggal di negeri itu, kalian harus berperang dengan orang-orang Palestina yang sekarang menghuni tempat itu.

 

Karena sekian tahun berada di bawah penghinaan dan intimidasi para Fir’aun, Bani Isra’il berubah menjadi orang-orang yang penakut dan tak bernyali. Dan karena mengejar kehidupan yang santai dan selamat sentosa, mereka menolak ajakan ini. Bani Israil berkata kepada Nabi Musa as: Pergilah engkau dan Tuhanmu dan berperanglah dengan orang-orang kafir dan keluarkan mereka dan bebaskan tempat itu dari cengkaraman mereka. Setelah itu baru kami akan masuk ke negeri itu!

 

Sebagai akibat dari pembangkangan ini, Allah Swt membiarkan mereka terlantar selama empat puluh tahun. Ulasan dari kejadian ini disebutkan dalam surah al-Maidah sebagai berikut:

 

“Dan ( ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi  di antaramu dan dijadikan-Nya kamu orang-orang yang merdeka diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan kepanya  seseorang pun di antara umat-umat yang lain. Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh) maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. Mereka berkata: “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami  sekali-sekali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar dari padanya. Jika mereka keluar dari padanya pasti kami akan memasukinya. Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka apabila kamu memasukinya niscya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar-benar orang  yang beriman. Mereka berkata: Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selama–lamanya selagi mereka ada di dalamnya karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu dan  berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja. Berkatalah Musa; “Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu. Allah berfirman: “(Jika demikian) maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.”  (QS. al-Maidah [5]:20-26)

 

Demikianlah, Bani Israil karena pembangkangan dari hukum jihad, selama empat puluh tahun semenjak masa keluarnya dari negeri Mesir hingga wafatnya Nabi Musa as terlantar di padang pasir; akan tetapi setelah wafatnya Nabi Musa as, sesuai dengan komando pengganti Nabi Musa, Yusye’ bin Nun, negeri yang dimaksud dapat dikuasai dan masa terlantar dan terkatung-katungnya mereka tanpa rumah berakhir.

Sumber:
www.syiahalihbait.com

  • Print

    Send to a friend

    Comment (0)