Membaca biasa dan Lancar (Tartil)
Adab-Adab Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Saw sebagai petunjuk bagi umatnya. Kitab suci Al-Qur’an juga menjadi mukjizat bagi Rasulullah ini sekaligus merupakan sumber hukum Islam yang pertama. Salah satu bentuk interaksi yang wajib dilakukan oleh umat Islam terhadap Al-Qur’an adalah membacanya (tilawah).
Allah Swt berfirman,
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمْ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُوْلَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمْ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi .(QS. al-Baqarah [2]: 121). (Baca Juga:
Doa setelah Membaca Al-Qur’an)
Berkenaan dengan adab membaca al-Quran, Imam Ja`far Shadiq As menekankan delapan poin:1) Membaca ayat-ayatnya dengan tartil.
2) Berusaha memahami ayat-ayatnya.
3) Mengamalkan ayat-ayatnya.
4) Berharap dengan janji-janjinya.
5) Takut dengan ancamannya.
6) Mengambil pelajaran dari kisah-kisahnya.
7) Melaksanakan perintah-perintah Allah.
8) Meninggalkan larangan-larangan Allah.
Pada akhir hadis Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Hak membaca al-Quran bukan hanya sekadar menghafal ayat-ayatnya, mempelajari huruf-hurufnya, membaca dan menjaga tajwidnya.” Berdasar keterangan hadis-hadis dikatakan bahwa manusia yang dapat memenuhi hak membaca al-Quran hanya para Imam maksum As. (al-Kafi, jil. 1, hal. 215.)
Sumber:www.icc-jakarta.com