Ma’ad (Hari Akhir)
Salah satu Ushuluddin yang diterima oleh seluruh agama Ilahi dan kitab-kitab samawi adalah kembalinya ruh ke badan dan pulang kembali ke alam akhirat. Dengan artian, kehidupan manusia ini tidak diakhiri dengan sebuah kematian. Bahkan, setelah dunia ini terdapat dunia lain. Di dunia itu setiap manusia akan mendapatkan ganjaran atas setiap perilaku yang pernah dikerjakannya.
Allah SWT berfirman:
“Pada hari itu umat manusia akan keluar (dari liang kubur mereka) secara berpencaran untuk diperlihatkan amalan mereka * Barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar biji atom, ia akan melihatnya * Dan barangsiapa mengerjakan keburukan sebesar biji atom pun, ia akan melihatnya.”(Qs. Az-Zilzal: 5-8)
Ini adalah satu-satunya keyakinan yang dapat mencegah hawa nafsu manusia untuk melakukan tindak kejahatan dan berbuat lalim terhadap orang adalah keyakinan terhadap Ma’ad (hari akhir). Satu-satunya hal yang dapat mencegah seseorang untuk mengumbar syahwat, melakukan keburukan dan segala tindak kejahatan dan kemungkaran adalah menerima adanya perhitungan amal dan pembalasan. Satu-satunya polisi rahasia yang selalu mengawasi segala perilaku manusia secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi adalah keyakinan terhadap hari pembalasan. Di dalam al-Quran, setiap kali membicarakan tentang iman dan sifat-sifat orang-orang Mukmin, ia menegaskan bahwa pondasi iman adalah dua hal: keyakinan terhadap Mabda` dan Ma’ad. Setelah itu, baru ia mengingatkan akan konsekuensi iman tersebut, yaitu takwa dan amal salih.
Bahkan lebih dari itu. Keyakinan terhadap adanya hari akhir adalah konsekuensi dari keyakinan terhadap konsep Mabda`. Barangsiapa meyakini konsep Mabda`, mau tidak mau ia harus meyakini konsep Ma’ad. Atas dasar ini, seluruh agama Ilahi dan semua orang yang mengikuti ajaran seorang nabi pasti meyakini konsep Ma’ad.
argumentasi-argumentasi rasional dan tekstual (ayat dan hadis-hadis yang mutawatir), serta keniscayaan seluruh agama telah membuktikan adanya Ma’ad. Barangsiapa meyakini keberadaan Allah, ia pasti menerima konsep Ma’ad. Yaitu, adanya hari kebangkitan, perhitungan amal, pahala, siksa, surga dan neraka.
Seperti telah disebutkan, ayat-ayat dan hadis-hadis mengasumsikan bahwa keimanan kepada Allah memiliki konsekuensi keimanan kepada konsep Ma’ad, keyakinan terhadap konsep Mabda` dan Ma’ad adalah masing-masing sekutu yang lain dan tegak di atas satu pondasi.
Atas dasar ini, dalil dan argumenasi-argumentasi yang telah “memaksa” kita untuk menerima empat Ushuluddin tersebut, secara pasti juga “memaksa” kita untuk menerima adanya Ma’ad. Atas dasar dalil dan argumentasi-argumentasi tersebut, kita meyakini adanya Ma’ad, dan hal itu adalah kebijaksaan dan keadilan Ilahi itu sendiri.
sumber:
www.lankarani.com